SINIAR ARTS AND CULTURE
Siniar arts & culture CHANEL Connects kembali hadir dalam Season 2 bersama talenta-talenta paling kreatif dan inovatif dari dunia film, seni, tarian, musik, dan banyak lagi untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Sebagian adalah kawan lama dan sebagian lagi kenalan baru, tetapi semuanya adalah pelopor gebrakan di industri mereka.
Terinspirasi sejarah House of CHANEL yang selalu berperan dalam menentukan tren masa depan, CHANEL Arts & Culture mempersembahkan CHANEL Connects Season 2 dalam delapan episode yang terdiri dari beberapa bagian. Tiap-tiapnya diisi oleh figur-figur legendaris seperti Maisie Williams, Grimes, Kehinde Wiley, Lil Buck, Honey Dijon, Anicka Yi, G-Dragon, dan Misan Harriman yang mengeksplorasi sudut pandang baru, memaknai kembali hari esok, dan memprediksi masa depan bagi generasi selanjutnya.
SINIARLIL BUCK & DAVID HALLBERG
Penari David Hallberg pernah disebut oleh The New Yorker sebagai penari pria paling menggemparkan di dunia barat. Berawal dari American Ballet Theatre, ia membangun kariernya hingga menjadi penari utama asal Amerika pertama di Bolshoi Ballet di Moskow. Dalam siniar ini, David terhubung dengan penari sekaligus aktor, Lil Buck. Buck adalah spesialis tarian jenis lain bernama Jookin, yang berasal dari kampung halamannya di kota Memphis. Dipandu oleh Yana Peel selaku Kepala Global CHANEL Arts & Culture, dalam episode ini mereka mengeksplorasi tarian transformatif, yang telah menginspirasi keduanya untuk menekuni karier di dunia tari. Mereka juga mengupas apa yang membuat Jookin begitu inovatif dan unik, dan apa benar siapa pun bisa belajar menari.
TERSEDIA DI
1/8
SINIAREMERALD FENNELL & GILLIAN FLYNN
Dalam siniar ini, pembuat film, penulis, dan aktor Emerald Fennell (Promising Young Woman, Killing Eve) terhubung dengan novelis Gillian Flynn (Gone Girl, Sharp Objects) untuk menanyakan: Mengapa wanita harus jadi orang baik? Apa jadinya jika tidak? Dipandu oleh Diane Solway selaku Kepala Program Arts and Culture di CHANEL, dalam episode ini mereka membahas komedi dalam tragedi, antihero wanita gaya baru, karakter wanita yang ingin mereka tulis, dan cara mereka memisahkan sisi gila karya-karya mereka dari kehidupan nyata mereka.
TERSEDIA DI
2/8
SINIARKENNEDY YANKO & HONEY DIJON
Seniman Kennedy Yanko membuat patung abstrak yang mencengangkan dari kelupasan cat dan logam bekas. Pada tahun 2021, ia adalah seorang perupa program residensi di Rubell Museum di kota Miami, tempatnya memamerkan karya bertajuk White Passing, yang merujuk pada warisan identitasnya sebagai ras ganda. Dalam siniar ini, Kennedy terhubung dengan Honey Dijon, DJ sekaligus produser yang dikenal karena pertunjukannya yang penuh energi dengan memadukan disko klasik dan genre techno dan house. Dipandu oleh Diane Solway selaku Kepala Program Arts and Culture di CHANEL, dalam episode ini mereka mengingat kembali perjalanan yang seolah mustahil menuju karier mereka di industri kreatif, persepsi diri secara keseluruhan, dan malam-malam tergila yang pernah mereka alami.
TERSEDIA DI
3/8
SINIARMAISIE WILLIAMS & GRIMES
Aktor Maisie Williams paling dikenal berkat aktingnya sebagai Arya Stark dalam serial televisi Game of Thrones, yang menganugerahinya dua nominasi Emmy Award sebagai Aktris Pendukung Terbaik dalam Serial Drama. Dalam siniar ini, Maisie terhubung dengan Grimes, musisi pendobrak kategori yang karya beraninya mencampur genre pop, elektronika, dan avant-garde. Ia menyebut album terbarunya, Book 1, sebagai karya terhebatnya sejauh ini. Maisie dan Grimes sama-sama memiliki ketertarikan kuat pada teknologi dan pemanfaatannya dalam mendukung seni. Dipandu oleh Yana Peel selaku Kepala Global CHANEL Arts & Culture, dalam episode ini keduanya berbincang mengenai metaverse, dan apakah virtualisasi akan jadi masa depan pertunjukan seni.
TERSEDIA DI
4/8
SINIARG-DRAGON, HONG KYUNG-PYO & SOO JOO PARK
Bagaimana budaya Korea bisa menjadi fenomena global? Dalam siniar ini, musisi G-Dragon, yang terkenal sebagai “Raja K-pop” sekaligus seniman lintas media, terhubung dengan sinematografer terkenal, Hong Kyung-pyo, yang visi serta permainan kameranya yang dinamis telah menghidupkan berbagai film mulai dari Snowpiercer hingga Parasite. Bersama-sama, mereka mengeksplorasi inspirasi mereka, proses kreatif, dan dampak budaya Korea yang terus membesar. Perbincangan ini dipandu oleh musisi sekaligus model dan ambassador House of CHANEL, Soo Joo Park.
TERSEDIA DI
5/8
SINIARANICKA YI & JOHN AKOMFRAH
Seniman Anicka Yi memperluas batas-batas seni dengan karya yang mengeksplorasi biologi, teknologi, dan menggabungkan keduanya. Dalam siniar ini, Anicka terhubung dengan seniman inovatif sekaligus pembuat film, John Akomfrah, yang film terbarunya disebut oleh para kritikus sebagai “karya paling memilukan dalam satu dekade ini, sungguh membuat terbayang-bayang...”. Dipandu oleh Diane Solway selaku Kepala Program Arts and Culture di CHANEL, dalam episode ini kedua seniman mengeksplorasi kemungkinan bahwa kita lebih dari sekadar manusia, bagaimana para seniman dapat berkontribusi pada isu-isu penting di masyarakat, makna di balik film John berjudul Five Murmurations, kekacauan besar saat mempersiapkan pameran, dan tayangan televisi apa yang mereka tonton terus-menerus selama pandemi.
TERSEDIA DI
6/8
SINIARAUDREY DIWAN & MAÏMOUNA DOUCOURÉ
Pembuat film Maimouna Doucouré, penerima penghargaan Academy Gold Fellowship for Women untuk filmnya yang berjudul Cuties, dan Audrey Diwan, penerima penghargaan Golden Lion di Venesia pada tahun 2021 untuk filmnya yang berjudul Happening sekaligus sutradara film yang paling populer di Cannes Film Festival tahun ini, Emmanuelle, yang dibintangi oleh aktris peraih Palme d’Or, Léa Seydoux, bertemu untuk pertama kalinya di episode spesial CHANEL Connects ini untuk membahas pentingnya kolaborasi dalam proses kreatif, pengalaman mereka dengan talenta-talenta baru di dunia film, dan dimensi politik dalam karya mereka.
TERSEDIA DI
7/8
SINIARKEHINDE WILEY & MISAN HARRIMAN
Lukisan karya Kehinde Wiley kerap dijajarkan dengan banyak karya seniman hebat di masa lalu, termasuk Reynolds, Gainsborough, dan Titian. Pada tahun 2017, ia menjadi seniman berkulit hitam pertama yang melukis potret resmi Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dalam siniar ini, Kehinde terhubung dengan fotografer dan aktivis Misan Harriman, yang foto-foto gerakan Black Lives Matter karyanya masuk dalam jajaran foto paling ikonis dan paling banyak diserbarluaskan di era digital. Dipandu oleh Yana Peel selaku Kepala Global CHANEL Arts & Culture, dalam episode ini keduanya membahas segala macam hal dari lukisan presiden hingga memotret bangsawan, penciptaan mitos, dan orang-orang yang telah mengubah hidup dan karier mereka.
TERSEDIA DI
8/8